Rabies ; Sejarah & Perkembangannya di Berbagai Benua

Rabies ada sejak 3.000 tahun sebelum masehi yang dikenal dengan kata “rabha” yang berarti kekejaman. Rabies adalah salah satu penyakit zoonosis yang khas yang sudah ada sejak lama dan mungkin sudah dikenal sejak lebih dari 4.300 tahun yang lalu. Rabies merupakan masalah kesehatan masyarakat yang utama di sebagian besar Mediterania Selatan dan Timur serta negara negara di Timur Tengah. Pada beberapa negara dari area ini, terdapat kisaran dugaan kematian yang disebabkan oleh penyakit Rabies.


Afrika

Semenjak tahun 1912 ketika rabies pertama kali di konfirmasi keberadaannya di Kenya, penyakit ini telah menyebar luas dalam berbagai level yang berbeda. Distribusi spasial dan temporal dari kasus rabies pada ternak telah didokumentasikan dengan baik. Masalah rabies terparah di Kenya terjadi pada distrik Machakos yang mana rabies telah persisten endemik selama lebih dari 40 tahun. Di Kenya, kejadian rabies pada manusia tidak terekam sebaik kejadian rabies pada hewan. Kecuali pada tahun 1960-an, outbreak rabies terjadi pada sebagian besar daerahnya yang mungkin terluas pada abad tersebut. Hewan reservoir rabies utama adalah anjing. Tahun 1980-an menjadi tahun dramatis yang mana terjadi peningkatan jumlah kasus tahunan yang dilaporkan dalam jumlah yang fantastis. Pada tahun tersebut suatu pola enzootic yang ada pada sebagian besar area negara tersebut muncul. Pada tahun 1996, Borus mengulas data yang tersedia yang menunjukkan rabies sebagai sebuah ancaman mikrobial yang muncul di Kenya.

Temuan rabies pada luwak di Afrika Selatan pada tahun 1932 adalah berbeda dengan tipe rabies pada anjing yang sudah diketahui. Meskipun demikian, sebuah lyssavirus yang tidak cukup terkarakterisasi telah diisolasi dari seekor kelelawar yang terjebak pada suatu rangkaian kegiatan survei yang dilaksanakan pada tahun 1963, sebelum keberadaan virus terkait rabies terkenal. Kesiagaan terlebih kepada lyssavirus dibandingkan dengan virus rabies yang lain berasal dari hasil identifikasi oleh DUVV pada tahun 1970 dan kemudian diikuti dengan deteksi oleh LBV dan MOKV di Afrika Selatan. Sejak 1970-an, kebanyakan kasus rabies pada manusia di Afrika Selatan terjadi di Propinsi KwaZulu-Natal, dimana mayoritas vektor hewannya adalah anjing. Sebelum laporan dari Cohen dan kawan kawannya pada tahun 2007, 2 kasus rabies pada manusia yang terakhir yang mendapatkan konfirmasi dari laboratorium, di Propinsi Limpopo, terjadi pada tahun 1980 dan 1981. DUVV diketemukan pada tahun 1970 ketika menyebabkan penyakit menyerupai rabies pada seseorang yang digigit oleh kelelawar pemakan serangga yang tidak teridentifikasi, 150 kilometer arah barat laut dari Johannesburg, Afrika Selatan. Pada tahun 1981, virus diidentifikasi dari apa yang disebut Miniopterus schreibersi, kelelawar pemakan serangga yang ditangkap oleh kucing pada siang hari di Kota Makhado (sekarang disebut Louis Trichardt) di Propinsi Limpopo, Afrika Selatan, dan pada tahun 1986 virus tersebut kembali ditemukan pada kelelawar pemakan serangga, Nycteris thebaica, ditangkap pada survey yang dilaksanakan di zimbabwe.

Berbicara tentang rabies di Nigeria berarti kita kembali lagi pada era 1950-an. Pada tahun 1956, di Pulau Lagos di Nigeria, virus kelelawar Lagos (Lagos Bat Virus – LBV) berhasil diisolasi dari kelelawar buah. Virus Mokola (MOKV) pertama kali dapat diisolasi dari tikus (Crocidua spp.) pada tahun 1968 di Nigeria. Setelah diketemukan pada tahun 1968, virus Mokola (MOKV) dipercayai telah menyebabkan penyakit dengan gejala menyerupai rabies pada 2 orang yang terserang di tahun 1969 dan 1971.

Dengan pengecualian virus Mokola, semua genotipe lyssavirus dan genotipe yang diduga lyssavirus telah berhasil diisolasi dan paling sering berasal dari spesies chiroptera (kelelawar). Sebelumnya virus Mokola tidak pernah ditemukan pada spesies tersebut, dan hanya ditemukan pada mamalia daratan. Virus Mokola pertama kali ditemukan pada tahun 1968 pada spesies tikus (Crocidura spp.) di Nigeria. Semenjak saat itu, lebih dari 20 isolat lyssavirus sejenis telah diketemukan diseluruh Afrika (Kamerun, Republik Afrika Tengah, Ethiopia, Afrika Selatan, dan Zimbabwe).

Amerika

Sebelum peristiwa “Cosquistadores” oleh Spanyol pada abad ke-16, rabies tidak dikenal di Amerika. Sampai pertengahan 1980-an rabies pada hewan dan, pada gilirannya pada manusia, berubah sedikit dari tahun ke tahun, dengan jumlah vaksinasi anjing dilaporkan setiap tahun jarang mencapai satu juta. Rabies terus menernus menimbulkan masalah kesehatan masyarakat yang utama di Kanada dan Amerika Serikat. Pada tahun 2007, tercatat terjadi kasus pada hewan liar sebanyak 6.776 kali pada daerah yang berdekat-dekatan di Amerika Serikat.

Dari 1 Juli 1987 sampai 31 Desember 1988, total 317 hewan (91% adalah anjing) yang dikonfirmasi terjangkiti rabies di Hermosillo, Meksiko. Dari tahun 1990 sampai 2005, total 173 kasus rabies dilaporkan terjadi pada Cerdocyon thous (rubah pemakan kepiting), 25 kasus pada Callithrix. j. jacchus (marmoset umum) dan 6 kasmus pada Procyon cancrivorous (rakun pemakan kepiting). Selama periode ini, pada 13 dari 40 kasus manusia yang dilaporkan terjadi di Ceará, satwa liar merupakan esumber infeksi. Menurut Favoretto et al. (2006), pada tahun 1996, karena situasi epidemiologi yang baru ini, otoritas kesehatan masyarakat meluncurkan program pendidikan dan kemudian tidak ada kasus terjadi pada manusia akibat satwa liar yang tercatat pada tahun 1999, meskipun 84 kasus pada satwa liar tercatat pada tahun itu. Favoretto et al. (2006) mempelajari 22 sampel, dari anjing, sapi, satwa liar dan manusia di Ceará, yang diperoleh dari tahun 1997 sampai 2003. Kegiatan ini adalah untuk menjelaskan beberapa peristiwa epidemiologi terkait munculnya rabies pada satwa liar di Ceará

Dua puluh satu kasus rabies yang terkait dengan kelelawar terjadi di Amerika Serikat selama 1980 - 1999, 12 (57%) kasus terjadi pada orang yang melakukan kontak dengan kelelawar tapi tidak terdeteksi adanya gigitan. Pada tahun 1989, lima kelelawar yang terinfeksi oleh serotipe EBLV1 ditemukan tewas selama survey yang dilakukan terhadap koloni alam di Huelva (Andalusia), Spanyol selatan. Pada tahun 1990 dilaporkan terjadi 16.464 kasus rabies pada anjing di Amerika Latin. Pada tahun 1998 berkurang menjadi 2.608. Selama periode 1988 - 1994, varian dari rabies yang diketemukan di Meksiko dikonfirmasi juga diketemukan pada 163 anjing domestik dan 296 coyote dari 18 kabupaten di Texas Selatan. Selama 1988 - 1994, total 283 rubah abu-abu (Urocyon cinereoargenteus) dan 241 hewan domestik dan hewan liar lainnya di Texas dikonfirmasi positif terhadap varian rabies yang unik yang biasanya ditemukan pada rubah abu-abu

Penyebaran epidemi rabies pada rakun ke New York terjadi pada tahun 1990-an. Suatu epidemi varian-rakun di New York dimulai pada tahun 1991. Di Maryland misalnya, pada tahun 1997 terjadi 97 kali kasus rabies. Pada tahun 2007, kasus rabies yang tergolong baru terjadi pada rubah abu-abu di daerah sepanjang Sungai Pecos dan di Texas bagian tengah-barat. Varian arktik dari virus rabies telah hadir pada populasi rubah merah (Vulpes vulpes) di Ontario, Kanada, sejak pertengahan tahun 1950-an. Selama periode tahun 1954 – 2006, dilaporkan lebih dari 57.000 menderita rabies di Ontario. Pada periode 1999 – 2000 telah dikonfirmasi keberadaan varian rabies pada rakun di area Brockville, Ontario. Di kota Toronto, penyakit rabies terjadi berulang-ulang pada tahun 1960-an sampai dengan 1980-an ; kejadian outbreak terjadi berulang setiap 2 – 5 tahun. Lebih jauh, kota Toronto telah bebas dari laporan kasus rabies pada rubah merah selama 100 tahun (1997-2006) dan ini merupakan kesuksesan yang tercatat dalam sejarah dalah hal pengendalian rabies oleh Kementerian Sumber Daya Alam.

Asia

Catatan tentang rabies dalam sejarah Cina mengajak kita kembali pada tahun 556 SM dalam sejarah tradisi musim semi dan musim gugur Guru Zuo. Namun demikian, investigasi ilmiah yang sesungguhnya baru dimulai setelah tahun 1885, seiring dengan penemuan vaksinasi pasca paparan terhadap rabies oleh Loius Pasteur. Di Cina, setidaknya 108.412 orang meninggal karena rabies dari 1950 sampai 2004. Pada tahun 1930-an, suatu virus rabies (RABV) dengan strain 3aG diisolasi dari Beijing dan pada akhirnya dikembangkan menjadi vaksin untuk imunisasi pada manusia. Padatahun 1950-an, strain RABV yang lain (CTN) berhasil diisolasi dari propinsi Shangdong dan berhasil dikembangkang untuk menjadi vaksin pada manusia. Kejadian epidemi rabies di Cina berulang setiap sepuluh tahun sekali.

Meskipun tidak terdapat laporan kasus di Jepang sejak tahun 1957, terdapat banyak area dimana rabies belum endemik maupun epidemik. Mekanisme evolusioner yang mendasari pola filogenik dan pengamatan yang dilaksanakan di Kanada pada abad ke-20 telah mencatat adanya pergerakan rabies tipikal arktik yang sering terjadi dari bagian utara ke bagian selatan., dengan penularan diantara anggota kelompok rubah merah dan arktik. Hampir mirip, rabies dengan tipikal ini bisa saja telah bergerak ke arah selatan dari Siberia atau daerah disebelah utara bekas Uni Soviet ke Nepal, India dan negara negara Asia lainnya dengan jalan menginfeksi spesies lainnya dari spesies rubah ke anjing selama proses penyebaran.

Eropa

Semenjak tahun 1946, rabies pada rubah telah diketemukan pada daerah timur laut Jerman ; pada tahun 1947 dari sisi lain dari sungai oder di Polandia, kemudian penyakit ini menyebar dengan cepat ke arah barat menuju area Jerman Barat. Pada tahun 1951, penyebaran meluas kepada rubah diarea timu-selatan yang berbatasan dengan Austria dan Cekoslowakia. Pada tahun-tahun berikutnya terjadi perkembangan penyakit rabies yang sangat dramatis di berbagami area di Eropa, dan kemudian rabies menyebar ke seluruh area di Jerman. Akibatnya, pada tahun 1953, jumlah laporan kasus terkait dengan rabies tercatat meningkat secara terus menerus sampai dengan tahun 1968. Dua puluh kasus rabies yang terjadi di Inggris dan di Wales telah ditelusuri berasal dari luar negeri. Kejadian kasus rabies pada hewan lokal terrakhir kali dilaporkan terjadi di Perancis pada tahun 1998. 
*literatur referensi ada pada penulis