Androgen Sebagai Salah Satu Growth Promoting Agent, dan Pertumbuhan Ruminansia

Androgen, hormon reproduksi jantan, juga telah lama digunakan dalam memacu pertumbuhan hewan-hewan ternak. Berbeda dengan estrogen, penggunaan androgen sebagai pemacu pertumbuhan tidak sepenuhnya merupakan hal yang baru mengingat peran fisiologis normal mereka termasuk diantaranya adalah merangsang perkembangan otot gerak. Bagian yang perlu untuk kita amati, bentukan seperempat bagian depan tubuh (forequarters) yang besar dan relatif ramping dari seekor individu sapi pejantan dibandingkan dengan sapi muda dan sapi betina untuk mendapatkan penilaian perihal efek anabolik androgen terhadap betuk tubuh dan komposisi. Kekurangannya, androgen juga memiliki
efek yang kuat terhadap perilaku, menginduksi kompetisi dalam sebuah hirarki dari suatu kelompok dan dominasi pada musim kawin. Tentu saja hal ini meliputi perilkau hewan jantan yang karakteristik seperti agresivitas dan perkelahian. Sementara bagian penting dari perilaku hewan dan propagasi pada spesies yang berjalan sukses, sifat-sifat ini tidak diinginkan dalam sebuah sistem produksi ternak. Seperti betina pengganggu, pejantan dan jantan yang gemar bertarung membuang energi (dan menimbulkan lukan dan memar) dengan perilaku agresif seperti ini. Karenanya, pada ternak jantan dilaksanakan kastrasi secara tradisional, sebagai salah satu upaya untuk menghindari perilaku ini. Androgen akan meningkatkan ADG (Average Daily Gain –pertambahan berat badan rata rata harian) dan kualitas karkas pada sapi muda, domba dan sapi dara. TBA (trenbolone asetat) adalah androgen sintetis yang memiliki efek anabolik yang kuat terhada pertumbuhan, tetapi hanya merupakan androgenik yang lemah, menghilangkan beberapa perilaku yang tidak diinginkan. TBA telah disetujui untuk digunakan pada sapi muda dan dara pada tahun 1987. Androgen paling efektif bekerja pada ternak jantan yang telah dikastrasi ketika diberikan bersamaan dengan estrogen. Hasil ini dalam suatu respon tambahan, dengan peningkatan efsiensi produksi dan karakteristik karkas melebihi dari yang dijumpai ketika steroid diberikan secara sendiri-sendiri (tabel di bawah). Dibandingkan dengan treatmen menggunakan estrogen, TBA kurang efektif dalam merangsang karakteristik positif performa pertumbuhan, tapi memiliki efek yang lebih dramatis pada komposisi karkas. Ketika pemberian dikombinasikan dengan estrogen, terlihat efek tambahan, dengan peningkatan ADG dan FE (Feed Efficiency – efisiensi pakan) jika dibandingkan bila steroid diberikan sendirian. Bersamaan dengan estrogen, efek anrogen pada pertumbuhan hewan dan komposisi tubuh hewan bervariasi berdasarkan spesies dan jenis kelamin hewan terkait. Pada jantan yang belum dikastrasi, terjadi peningkatan ADG dan kerampingan karkas, dengan FE yang lebih baik daripada hewan yang dikastrasi. Hewan jantan yang ditreatment dengan menggunakan androgen memiliki daerah tubuh bagian depan (forequarters), leher dan punuk yang lebih besar daripada betina atau jantan yang sudha dikastrasi , sebagaimana kita tahu bahwa jenis otot otot ini sensitif terhadap androgen. Sebagai tambahan, masalah perilaku yang khas pada sapi jantan, seperti misalnya gemar berkelahi, merupakan hal yang umum terjadi pada hewan yang dintroduksikan pada androgen. Pada sapi dara, TBA meningkatkan ADG, retensi Nitrogen dan deposisi protein. Pada sapi potong dan sapi perah, TBA meningkatkan kualitas karkas yang ramping dan menurunkan deposisi lemak.

Tabel Efek dari estrogen dan androgen ketika diberikan secara tunggalatau ketika diberikan secara bersamaan terhadap pertumbuhan dan karakteristik karkas pada sapi jantan muda.