Parasit ; Ancylostomum

Ancylostomiasis merupakan suatu gangguan atau infeksi yang disebabkan oleh cacing Ancylostoma sp. Cacing tersebut termasuk kedalam : Phylum : Nemathelminthes, Class : Nematoda (Round Worms), Subclass : Secernentea, Ordo : Ancylostomatoidea, Famili : Ancylostomatidae dan Genus : Ancylostoma. 

Ancylostoma sp. merupakan cacing kait klas Nematoda yang umum ditemukan pada anjing dan kucing. Ada lima species Ancylostoma yang umum menyerang pada saluran pencernaan, yaitu antara lain : Ancylostoma caninum, Ancylostoma braziliense, Ancylostoma ceylanicum, Ancylostoma tubaeformae dan Ancylostoma duodenale. Ancylostoma caninum yang

umumnya terdapat pada usus halus anjing, rubah, srigala, anjing hutan dan karnivora liar lainnya diseluruh dunia. Ancylostoma braziliense terdapat pada usus halus anjing, kucing dan berbagai karnivora liar lainnya. Ancylostoma ceylanicum terdapat pada usus halus anjing, kucing, dan karnivora lain bahkan pada manusia. Ancylostoma tubaeformae merupakan cacing kait pada kucing. Ancylostoma duodenale ditemukan pada usus halus manusia, primata tingkat rendah dan kadang-kadang pada babi. Siklus hidupnya adalah cacing betina bertelur di usus halus anjing dan telur akan keluar bersama dengan feses. Telur menetas kemudian menyilih menjadi L1 berkembang menjadi L2 dan berkembang menjadi L3 lalu keluar bersama feses. L3 merupakan stadium infektif dari cacing Ancylostoma sp., larva ini menginfeksi hospes melalui dua jalur yaitu per os atau per kutan. Pada infeksi per os, larva tertelan lalu masuk ke dalam kelenjar lambung atau kelenjar lieberkuhn usus halus. Kemudian larva kembali ke lumen usus, menyilih menjadi L4 kemudian dewasa. Bila melalui jalur per kutan maka L3 secara aktif menembus kulit hospes. Mereka membuat lubang melalui jaringan sampai mencapai pembuluh darah atau pembuluh limfe. Kemudian melalui sistem vena atau saluran limfe thorak menuju ke jantung dan selanjutnya ke paru-paru. Larva menembus kapiler menuju menuju alveoli dan naik menuju bronkioli dan bronki menuju faring dan oesophagus dan turun kembali ke usus halus. Di sini larva akan menyilih menjadi L4 kemudian dewasa. Selain itu infeksi prenatal dan transmammaria juga dapat terjadi (Levine, 1994).

Cacing dewasa melekat pada mukosa usus dan dengan giginya memakan cairan jaringan, biasanya darah. Cacing ini akan menghasilkan antikoagulan, sehingga luka tetap berdarah beberapa saat setelah cacing berpindah tempat. Anjing muda akan kehilangan darah dalam jumlah besar, atau mengalami anemia karena defisiensi Fe. Anjing akan diare, feses bercampur darah, kadang disertai muntah (Nelson dan Couto, 2003). Gejala klinis yang lain antara lain anemia, oedema, lemah, kurus, pertumbuhan terhambat, bulu kering dan kusam. Pada kasus hebat pada kulit akan timbul rasa gatal, dermatitis, tinja berupa diare berdarah, membrana mukosa pucat, lemah dan melanjut bisa terjadi kematian.

Kerugian yang terjadi akibat infeksi Ancylostoma caninum antara lain, penetrasi pada kulit oleh larva menyebabkan iritasi dan gatal, cacing dewasa menyebabkan rupturnya pembuluh darah pada dinding usus disertai hilangnya nutrisi dan darah. Tiap ekor Ancylostoma caninum menyebabkan kehilangan darah sebanyak 0,1 ml darah perhari. Diare berwarna gelap karena mengandung darah dan mukus. Kehilangan darah yang berat (hebat) menyebabkan defisiensi Fe, anemia, oedema, kelemahan, turunnya berat badan dan turunnya kekebalan tubuh. Infeksi yang berat dapat berakibat fatal terutama pada anjing muda hingga umur 2 minggu (puppies) (Anonim, 2005).

Infeksi Ancylostoma caninum sesuai gejala klinis yang timbul, dapat menyebabkan keadaan anemia, diare, muntah, dehidrasi, kelemahan dan gangguan pertumbuhan (gangguan kenaikan berat badan) serta akan buruk akibatnya jika menyerang pada hewan umur muda (Upton, 2005).

Cacing kait, terutama A. caninum dapat menyebabkan keadaan yang buruk karena infeksinya. Cacing akan memakan darah sebagai pembawa oksigen dari hospesnya sehingga dengan cepat menyebabkan anemia. Membrana mukosa akan terlihat pucat, hewan menjadi lemah dan sering terlihat hewan menjadi malas. Pertumbuhan hewan muda menjadi lambat dan rambut menjadi kusam dan kering. Hewan akan menjadi kurus dan pada akhirnya akan mati karena infeksi yang hebat dan atau karena infeksi lain (Nash, 2005). 



artikel terkait :
  1. Rhipicephalus
  2. Sarcoptes