Gejala Klinis dan Langkah Menentukan Diagnosa Gejala Peritonitis

Peritoneum adalah membran yang terdapat di antara rongga pelvis dan abdominal, dan menutup sebagian besar abdominal viscera. Peritoneum tersusun atas lapisan mesothelium yang disokong lapisan tipis dari jaringan ikat. Peritoneum parietalis merupakan bagian yang memisahkan rongga abdomen dan rongga pelvis. Peritoneum visceral menutup permukaan eksternal organ abdominal, termasuk traktus intestinal (Bowen, 2006).
 
Peritonitis adalah suatu radang pada peritoneum. Ada dua jenis peritonitis. Peritonitis primer disebabkan oleh penyebaran suatu infeksi dari darah dan nodus limfatikus ke peritoneum. Jenis ini jarang ditemukan atau kurang dari 1% dari semua kasus peritonitis merupakan peritonitis primer. Peritonitis sekunder disebabkan oleh masuknya bakteri atau enzim ke dalam peritoneum dari traktus gastrointestinal, kontaminasi zat kimia, pankreatitis, piometra, juga ruptur vesica urinaria (Tilley, 1997).

Gejala Klinis
  • nyeri (sakit) pada abdomen
  • perut membesar akibat akumulasi cairan (ascites)
  • demam (tidak menentu)
  • mungkin muntah.
  • anoreksia
  • hipotensi
  • oligouria

DIagnosa

Pertama, melakukan suatu pengujian fisik untuk menentukan apakah perawatan untuk mengoreksi masalah dasar adalah perlu. Pada uji fisik akan terasa tekanan abdomen yakni untuk mendeteksi kebengkakan dan kelembutan. Mungkin terdengar bunyi usus dan kesukaran bernafas, tekanan darah yang rendah, dan tanda-tanda dehidrasi. Prosedur yang dapat dilaskukan untuk mengkonfirmasi diagnosa peritonitis :
  • Pemeriksaan darah : mengidentifikasi mikrorganisme
  • Sampel cairan dari abdomen : mengidentifikasi mikroorganisme
  • CT scan : mengidentifikasi cairan di abdomen, suatu akumulasi dari nanah, atau organ yang terkena infeksi
  • X-ray : mendeteksi gas di abdomen
  • Peritoneal lavage : sejumlah cairan disuntikkan ke dalam peritoneum (Bowen, 2006)

 
 Faktor berikut mungkin meningkat pada kejadian peritonitis primer :
  • penyakit liver (sirosis)
  • kerusakan pada ginjal
  • akumulasi cairan di abdomen
  • radang di daerah pelvis

Faktor resiko pada kejadian peritonitis sekunder :
  • Appendicitis (inflammation of the appendix)
  • Ulcers
  • Usus muntir
  • Radang pada vesica urinaria
  • Kerusakan pada pancreas
  • Penyakit radang usus, seperti Crohn's disease atau ulcerative colitis
  • Trauma
Gambaran laboratorik
  • leukositosis, neutrofilia, limfopenia
  • peningkatan protein plasma
  • anemia
  • hiperfibrinogenemia
  • proteinuria ada eksudat serosa