Pelabuhan Laut Kuala Tungkal

for english version please click here

Pernahkah guru sejarah anda menyebutkan tentang keberadaan suatu kerajaan bernama Yavadesh atau Javadeh di Nusantara kita ini?

Kalau nama kerajaan ini baru pertama anda dengar, mungkin ada baiknya anda menyisakan sedikit sel memori pada organ otak anda untuk dapat menambahkannya, dan kemudian mengingatnya sebagai penggalan cerita kehebatan Nusantara kita.

Adalah suatu sistem pemerintahan yang pada jaman dulu pernah berjalan di atas sistem sosial yang ada, terus berjalan dan bahkan pernah mengalami jaman keemasannya sampai dengan dunia mencatatnya. Menurut temuan dari catatan yang ada, kerajaan itu berdiri sebelum tahun 671 M. Pencapaiannya sangatlah spektakuler. Sampai dengan daratan Negara tetangga, yaitu sampai dengan daratam negara Thailand adalah luasan daratan yang mereka kuasai. Seorang perancis bernama George Coedes, yang melalui publikasinya dalam bahasa Indonesia dan Belanda di tahun 1920, mengenalkan keberadaan kerajaan itu. Avalokitecvara (sebuah arca), Candi Kaew, Candi Gumpung adalah hasil kebudayaan yang mereka telurkan. Bahkan mereka memiliki peran dalam pembangunan Candi Borobudur. Penanda keberadaan mereka yang paling khas adalah Candi Muara Takus, yang disebutkan sebagai daerah pusat pemerintahan mereka.

Candi Muaro Jambi, Kabupaten Muaro Jambi, Jambi (sumber : detik jambi )
Kerajaan itu adalah Sriwijaya

Kerajaan maritim terbesar di sejarah Nusantara kita, dan bahkan kerajaan terbesar setelah majapahit. Kekuatannya dalam mengontrol aktivitas maritim sudah mereka buktikan. Dengan berpusat di sekitar Provinsi Jambi (karena sampai dengan sekarang belum di ketemukan letak persis Pusat Pemerintahan Kerajaan Sriwijaya), kerajaan Sriwijaya merevitalisasi diri, memperluas wilayah, menjadi satu kerajaan yang mendominasi wilayah maritim strategis.


Propinsi Jambi

Jambi secara resmi menjadi Propinsi pada tahun 1958 berdasarkan Undang-Undang No. 61 tahun 1958 tanggal 25 Juni 1958. Propinsi Jambi terletak antara 0º 45¹ 2º 45¹ LS dan 101º 0¹ - 104º 55 BT, terletak ditengah pulau sumatera membujur sepanjang pantai timur sampai barat, dengan luas wilayah keseluruhan 53.435.72 Km². Propinsi Jambi secara geografis berbatasan sebelah utara dengan Propinsi Riau, sebelah timur Laut Cina Selatan, sebelah selatan Propinsi Sumatera Selatan dan sebelah barat Propinsi Sumatera Barat yang terdiri dari 9 Kabupaten dan 2 Kotamadya dengan jumlah penduduk 2.742.196 jiwa. Letak geografis propinsi Jambi sangat strategis dengan segitiga SIBAJO (Singapura, Batam dan Johor Malaysia) merupakan peluang terhadap lalu lintas perdagangan baik antar area maupun antar negara.  Selain itu, Propinsi Jambi juga termasuk dalam kawasan segi tiga pertumbuhan Indonesia-Malaysia-Singapore (IMS-GT) dan Indonesia-Malaysia-Thailand (IMT-GT). Jarak tempuh Jambi ke Singapura jalur laut melalui Batam dengan menggunakan kapal cepat (jet-foil) ditempuh ± 5 jam.
 Apabila kita review kembali peta jalur perdagangan kerajaan Sriwijaya, kemudian kita kombinasikan dengan peta sumatera, di tambah lagi dengan peta propinsi Jambi, akan terlihat bahwa wilayah laut dari Propinsi Jambi memegang peran yang penting dalam jalur maritim perekonomian dunia.

Dalam menghadapi perkembangan tata dunia yang baru, termasuk sistem perkonomian dunia yang baru, dimana perdagangan antar negara tidak lagi dapat di batasi dengan penetapan tarif impor atau ekspor (Non Tariff Barrier Trade),

Kebijakan pemerintah dalam melindungi sumber daya tumbuhan dan hewan telah di atur dalam UU No. 16 Tahun 1992, UU No.18 Tahun 2009, dan PP No.82 Tahun 2000.

Institusi karantina pertanian, Badan Karantina Pertanian beserta Unit Pelaksana Teknisnya berperan aktif dalam mencegah masuk dan berkembangnya hama dan penyakit karantina hewan dan tumbuhan dari dan di dalam wilayah negara Republik Indonesia. Akan tetapi, penanganan pencegahan penyebaran hama dan penyakit karantina tidak semata-mata dibebankan kepada istansi karantina pertanian sebagai benteng terdepan pertanian Indonesia, namun peranan pemerintah daerah dan masyarakat umum juga sangat penting demi terwujudnya kelestarian sumber daya alam hayati hewani. Peranan pemerintah daerah (dalam hal ini kabupaten dan propinsi) sangatlah penting, terutama kaitannya dengan pencegahan dan pengendalian penyakit hewan menular yang mendapatkan prioritas daerah maupun yang sifatnya endemis dan sporadis.


Kuala Tungkal



Kuala Tungkal adalah sebuah kota kecil, sebuah kota yang secara jalur darat bukanlah suatu kota yang strategis. Di Ibu Kota Kabupaten Tanjung Jabung Barat inilah jalur darat akan terhenti dan berganti dengan jalur maritim. Tapi di Kuala Tungkal inilah jalur darat berawal. Barang yang masuk dari luar negeri atau Batam, dimulai jalur distribusinya dari kota ini. Kota ini pernah mengalami jaman keemasan, yakni pada saat pelabuhan laut Kuala Tungkal masih terbuka untuk segala kegiatan ekspor/impor utuk semua komoditas. Namun, setelah terbit SKB dari 3 Menteri tentang pelarangan terhadap beberapa komoditas untuk keluar masuk melaui pelabuhan ini, gerak cepat ekonomi sedikit mengendur, hanya terbatas pada komoditas yang tidak di ijinkan. Sampai dengan sekarang ini, komoditas pertanian terus saja menunjukkan grafik yang stabil, dengan sedikit bagian dari grafik tersebut yang naik menjulang, jauh lebih tinggi daripada bulan bulan yang lainnya.

Kota ini bernuansa agamis, Islami tepatnya. Berbasis pada satu Pondok Pesantren,  Kuala Tungkal menunjukkan kharakteristiknya. Banyak surau, banyak kegiatan kegiatan Islami. Saat memasuki waktu shalat, satu persatu surau menghentak dengan suara adzan, menimbulkan suasana syahdu. Satu hal yang penulis ingat, dan rasanya akan terus penulis ingat seumur hidup, adlah pada saat jam 5 sore hampir semua toko dan pasar tutup, baru kemudian buka lagi pada jam 7 malam, setelah selesai melaksanakan Ibadah Sholat Maghrib dan Isya’. Sungguh suatu nuansa yang berbeda dengan kota lain yang penulis pernah jumpai.


Wilayah Kerja Pelabuhan Laut Kuala Tungkal

Dahulu kala,  sebelum penyatuan 2 organisasi perkarantinaan, yaitu Karantina Hewan dan Karantina Tumbuhan, berdiri 2 pos karantina, yaitu Karantina Hewan dan Tumbuhan. Namun setelah penyatuan dan dengan berdirinya Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kuala Tungkal tetap memiliki 2 organisasi perkarantinaan. Berbeda dengan sebelumnya, organisasi perkarantinaan yang ada sekarang adalah Wilayah Kerja Pelabuhan Laut Kuala Tungkal yang merupakan kepanjangan tangan dari Balai Karantina Pertanian Kelas 1 Jambi dan Karantina Ikan.

media pembawa di atas alat angkut
Seiring dengan berjalannya waktu, menyadari pentingnya letak Pelabuhan Laut Kuala Tungkal, kami, sebagai kepanjangan tangan dari Badan Karantina Pertanian terus berbenah diri. Kreativitas dalam berimprovisasi untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi Karantina terus kami lakukan. Delapan P yang menjadi prosedur tetap perkarantinaan adalah garis merah kami dalam bekerja.

Untuk Kesejahteraan Bangsa Indonesia